Pertempuran antara Muslim dan Romawi



Kekaisaran Romawi yang berpusat di Roma berdiri pada tahun 753 sebelum masehi. Berabad-abad Imperium Romawi menjadi penguasa dunia. Karena kekuasaannya luas, kekaisaran Romawi akhirnya dibagi menjadi Romawi barat dan Romawi timur. Namun inilah yang menjadi malapetaka, Romawi barat menjadi lemah kemudian ditaklukan oleh kekaisaran Persia.sementara Romawi timur yang berpusat di Konstantinopel berdiri kokoh sampai abad ke-15. Kekuasaan Romawi akhirnya runtuh setelah ditaklukkan olah Muhammad Al-Fatih penguasa kekhalifahan Utsmaniyyah (ottoman) Turki.

                Upaya untuk menaklukkan Romawi Bizantium sudah dilakukan sejak masa Rasulullah, kemudian dilanjutkan oleh para Khalifah Islam. Dan inilah kisah perjuangan Islam Menaklukkan Romawi

1.       Perang Mu’tah

Inilah perang pertama umat Islam dengan bangsa Romawi. Terjadi di sebuah daerah di perbatasan Syam, yang disebut Mu’tah. Mu’tah bukanlah kawasan gurun pasir, tapi termasuk wilayah mediterania, memiliki 4 musim.
Perang ini terjadi setelah utusan Rasulullah yang membawa pesan damai Harits bin umair al azdi dibunuhgubernur Bashrah, Syurahbil bin amr. Pada tahun ke-8 hijriah, Rasulullah menyiapkan pasukan berjumlah 3000 orang untuk menyerang Bashrah, yang merupakan bagian dari wilayah Romawi. Sebelum pasukan berangkat Rasulullah berpesan, jika Zaid bin haritsah sebagai pemimpin pasukan terbunuh, maka penggantinya Ja’far bin abi thalib, dan jika terbunuh lagi, maka penggantinya Abdullah bin rawahah, jika kembali terbunuh, maka pasukan muslim harus segera bermusyawarah memilih pemimpin diantara mereka.
Untuk menghadang seranga kaum muslim ini, penguasa Bashrah menyiapkan pasukan sebanyak seratus ribu personil dari berbagai kabilah Arab, kemudian ditambah pasukan Romawi berjumlah seratus ribu orang. Pertempuran yang tidak seimbang ini membuat pasukan Islam nyaris kalah, bahkan hingga sahabat Rasulullah yang ditunjuk menjadi pemimpin pasukan tewas, hingga kepemimpinan diambil alih Khalid bin walid. Dibawah kepemimpinan Khalid inilah situasi peperangan berubah terbalik. Khalid memecah kekuatan pasukan menjadi 2 sayap, hingga mengecoh musuh soelah-olah pasukan Islam mendapat tambahan pasukan. Inilah yang membuat gentar dan memukul mundur pasukan Romawi. Perang yang berakhir seri ini, memberi dampak yang luar biasa bagi reputasi Rasulullah dan umat Islam karena kekuatan pasukannya sejajar dengan kekuatan pasukan Romawi yang saat itu menjadi penguasa dunia.

2.       Perang Yarmuk


Kekuatan pasukan Islam kembali dibuktikan dalam perang Yarmuk. Perang melawan pasukan Romawi Bizantium ini, terjadi pada tahun 13 hijriah atau 634 masehi setelah Rasulullah wafat dan kepemimpinan umat Islam diserahkan kepada khalifah pertama, Abu bakar as-siddiq.
Pasukan Romawi dengan tentara terlatih dan perlengkapan perang lengkap berjumlah sekitar 240.000 personil bertempur dengan pasukan Islam berjumlah hanya 45.000 orang. Meskipun kekuatan pasukan tidak seimbang, namun Allah berkehendak lain, menolong hamba-hambaNya yang berjihad di jalan Allah, hingga peperangan dimenangkan oleh umat Islam.
Pasukan Islam dibawah komando Khalid bin walid tak gentar melawan pasukan Bizantium. Khalid yang dijuluki pedang Allah ini, melancarkan strategi memecah kekuatan pasukan menjadi 40 kontingen, hingga terlihat lebih besar dari kekuatan musuh.
Untuk menghindari jatuhnya banyak korban, panglima romawi Gregorius theodore menantang Khalid bin walid untuk berduel. Setelah bertarung sengit, Gregorius sempat bertanya tentang Islam dan motivasi Khalid berperang. Dalam catatan sejarah diceritakan, Gregorius akhirnya masuk Islam dan tewas ditangan pasukannya sendiri.
Perang Yarmuk yang berlangsung berhari-hari ini sempat mencerai-beraikan dan memukul mundur pasukan Islam, hingga dikisahkan saat itu para wanita muslim menghadang paa mujahidin untuk kembali ke medan perang. Dalam perang ini juga dikenal kepahlawanan Asma binti yazid, seorang wanita tangguh yang ikut bertempur dan berhasil membunuh tentara Romawi.
Pada hari ke-6, komandan pasukan Romawi Gregori menantang Abu ubaidah untuk bertarung. Khalid sempat menahan Abu ubaidah, namun ia bergeming, dan Abu ubaidah pun berkata, “jika aku tidak kembali, engkau harus memimpin pasukan, sampai Khalifah memutuskan perkaranya”. Duel 2 komandan pasukan ini akhirnya dimengkan oleh Abu ubaidah. Pekik takbir pun membahana, membuat pasukan Romawi gemetar.
Kehebatan Khalid bin walid yang dijuluki pedang Allah ini, begitu dieluh-eluhkan oleh pasukan Islam. Tapi, inilah yang membuat khawatir Umar bin khattab, karena bertentangan dengan prinsip Islam. Umar khawatir Khalid menjadi lupa diri, hingga akhirnya Umar membuat keputusan kontroversial, mencopot Khalid sebagai penglima perang dan menggantinya dengan Abu ubaidah. Saat surat keputusan Amirul mukminin ini disampaikan kepada Khalid, Khalid dengan ikhlas menerimanya, “saya berjihad bukan karena Umar” katanya. Meski tak lagi sebagai komandan, Khalid tetap ikut bertempur.
Kemenangan umat Islam dalam perang Yarmuk, menjadi momentum sangat penting dalam penyebaran agama Islam hingg ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia, yang saat itu rakyatnya memeluk agama Kristen.

3.       Perang Damaskus


Kekalahan pada perang Yarmuk tak membuat Heraklius mundur, is menempatkan skuad tempur di wilayah fihl, menghadang pasukan Islam yang tengah menuju Damaskus, basis pertahanan Romawi di wilayah Syam. Pertempuran sengit kembali pecah pada tahun 14 hijriah. Garda depan dipmpin Khalid bin walid, sayap kanan dibawah komando Abu ubaidah, dan sayap kiri dipimpin Amr bin ash. Sementara pasukan infanteri dikomando Iyadh.
Pasukan Romawi berjumlah 80.000 orang dengan senjata lengkap bertempur habis-habisan. Namun pasukan Islam memiliki mental lebih tangguh, sambil berteriak Allahu Akbar, pasukan Islam berhasil mendesak pasukan Romawi hingga mereka berlari dan berlindung dibalik benteng Damaskus. Kekokohan benteng Damaskus begitu terkenal, benteng setinggi 6 m dengan ketebalan 3 m dan dilengkapi parit ini, awalnya dibangun untung meredam invasi militer imperium Persia.
Pasukan Islam mengepung benteng Damaskus dengan menggunakan manjaniq, sejenis ketapel raksasa untuk menghancurkan benteng Damaskus. Pembuatan manjaniq ini merupakan usulan penduduk Syam yang membelot dan bergabung dengan pasukan Islam. Meski sama-sama beragama nasrani, mereka merasa tak mendapat keadilan selama dibawah kekuasaan Romawi.
Setelah dikepung selama 70 hari, pasukan Romawi mengira pasukan Islam tak akan bertahan ditengah cuaca yang dingin. Saat mereka berpesta-pora penjagaan benteng pun menjadi terlantar hingga pasukan Islam dengan mudah menyusup ke dalam benteng.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih oleh umat Islam. Kaisar heraklius akhirnya meninggalkan kekuasaannya di syria, dan terpaksa mundur ke Konstantinopel, benteng terakhir yang dikuasai Imperium Romawi. Pasukan Islam juga berhasil merebut kota Yerussalem. Saat itu penguasa Yerussalem hanya akan m enyerahkan kota kepada pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar bin khattab pun berangkat ke Yerussalem tanpa pengawalan pasukan. Kedatangan amirul mukminin disambut dengan upacara kebesaran. Namun Umar yang mengenakan baju yang sangat sederhana datang dengan menggunakan unta merah hanya ditemani seorang pembantu. Kesederhanaan Umar begitu mengundang simpati orang-orang non-muslim. Kaum gereja syria dan kopti mesir ini, berharap kedatangan Islam akan membawa kehidupan mereka lebih baik. Selama dikuasai oleh Romawi, mereka ditindas. Saat Umar datang para pendeta mempersilahkan Umar untuk menunaikan shalat di gereja, Namun Umar menolaknya dan berkata, “kalau saya berbuat demikian, kaum muslimin di masa depan akan melanggar perjanjian ini dengan alasan mengikuti contoh saya”.
Meski sebagian wilayah sudah dikuasai umat Islam, namun imperium Romawi masih bertahan di Konstantinopel. Namun Rasulullah mengisyaratkan dalam haditsnya, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh seorang pemimpin, sebaik-baiknya pemimpin dengan membawa pasukan, sebaik-baiknya pasukan.

Comments

Promo Voucher Game